Kini Tak Lagi Sama

Sebut saja Melati.
Dia pernah berada di titik tersombong bahkan pada sang pencipta segala rasa. Karena saat itu menurutnya ujian dan hadiah itu tipis sekali bedanya. Lebih tipis dibandingkan Laurier Super Slim Guard yang hanya 1 mm itu (eh ini bukan iklan yaa😐)
Masa-masa itu sudah lama. Ya karena tipis, yang terjadi adalah ujian. Melati lupa akan Tuhan yang maha membolak balik rasa manusia. Melati lupa kuasanya melebihi apapun. Melati lupa kalo rencananya dan rencana-Nya belum tentu berada di satu lintasan yang sama dan berjalan sama. Dan yang terjadi? Benar saja jalan ceritanya berbeda, Melati kecewa.

Akhirnya.
Melati pun sadar sesadar sadarnya. Dia mulai membangun tembok-tembok pertahanan perasaan yang lebih kokoh. Tak mau lagi sombong dengan dunianya, dia mulai melemahkan pikirannya. Mempersempit jalan setan-setan penggoda ketamakan dunia. Dia yang dulu sudah berbeda dgn sekarang. Melati sadar, segala ujian yang terbungkus rapi seperti hadiah itu sebuah pelajaran berharga. 

Pada hati. 
Kini Melati lebih banyak menjahit luka-luka yang ada. Mengumpulkan kepingan kepingan kenangan manis untuk penguat raga. Dia pun mulai mengajak hati dan logika berbicara. Bukan membela salah satunya, kini dia ingin mengimbangi segalanya. 

Pada waktu. 
Yang kini membuat dia lebih bisa menerima segalanya. Melati siap dengan kehidupan tanpa kesombongan itu lagi. Hati dan segalanya sudah dipersiapkan untuk menerima cerita yang baru. Cerita baru tanpa paksaan, berjalan seperti embun yang selalu datang di tiap fajar tanpa perlu kita perintah. 

Pada Tuhan.
Yang dulu pernah dia kecewakan karena sempat melupakan segala kuasa-Nya. Melati berterima kasih karena tetap berada di dalam pelukan Tuhan. Ah, betapa sayang sekali pencipta pada makhluk-Nya ini. Memberikan kesempatan untuk mencicipi segala macam rasa tak enak. 

Kini.
Dia berkata bahwa "semua tak lagi sama". Bukan lagi kesombongan, bukan lagi ketamakan, bukan lagi keingininan yang berlebihan dan egois memegang apa yang dia miliki. Kini, siapapun bisa bertamu ke hatinya. Tapi, sebatas di luar tembok. Berusaha untuk memanjakan hati, Melati tak akan pernah membiarkannya luka lagi. 

Komentar

Postingan Populer