Pengalamanku Pesawatan

Selamat pagi Januari..
Rasanya bersemangat sekali menghirup udara bersih pagi ini. Ya, karena ini memasuki tanggal 1 di bulan Januari 2015. Iya, kita sudah berada di 2015 men!

Ada banyak kenangan, kejadian, baik buruk di tahun yang lalu.
Salah satu peristiwa yang masih berasa sekali yaitu peristiwa jatuhnya pesawat Air Asia pada akhir Desember 2014 kemaren. Lagi lagi, musibah melanda negeri ini. Lagi-lagi penutup tahun dihiasi dengan peristiwa mengerikan. Jatuhnya di daerah Pangkalanbun, di Kalimantan Tengah. Dan sangat dekat sekali dengan daerahku. Duka itu pasti ada, dan saat menyambut tahun baruan tidak ada euforia yang menunjukkan antusias masyarakat sekitar. Kami turut berduka. Bukan hanya di Pangkalan Bun, di Sukamara (tempatku) juga sama. Tidak ada kembang api, tidak ada petasan, tidak ada kemeriahan seperti tahun -tahun kemaren.

Tapi, bukan kisah sedihnya yang mau aku bahas. Yang mau aku ceritain disini tentang "pesawat". Iya, kecelakaan, umur, kematian tentu tidak bisa diramalkan. siapa sih yang mau mendapatkan musibah? Gak ada kan? Begitupun dengan semua yang terjadi pada penumpang dan semua awak pesawat Air Asia. Akupun merupakan salah satu penggemar bepergian dengan pesawat. Menurutku, pesawat masih merupakan sarana transportasi yang canggih, tercepat, dan memberikan pelayanan yang memuaskan. Aku bahkan pernah becandaan sama bapak sendiri " Ya kalopun nanti misalkan pesawat yang aku tumpangi kecelakaan, meledak di udara atau langsung terbakar, atau apalah. Matinya juga cepet, gak mikir apa2 lagi". Waktu ngomong gitu emang asal ceplos ya. Tapi pas liat kecelakaan kecelakaan pesawat  bikin merinding juga sih.

Dan aku juga pernah ngerasain saat-saat menegangkan di pesawat. Gak cuma sekali, sepertinya dua kali deh. Yang paling serem itu pas kita terbang ke daerah yang cuacanya berbeda dari daerah awal. Waktu itu aku berangkat dari Semarang ke Pangkalan Bun, cuaca di Semarang cerah bahkan panas bingit (as always), nah sesampainya di langit Pangkalan Bun, cuaca gelap, ternyata di luar sedang ujan parah. Di dalam pesawat ada goncangan sana-sini, naik turun dengan kecepatan yang bikin kaget. Waktu itu di sampingku adalah pasangan kakek-nenek yang terus2an berdoa pas kejadian itu. Sedangkan aku? Aku mencoba rileks, santai, gak mau mikirin hal-hal aneh. Dan waktu itu lumayan lama lah berputat-putar di langit Pangkalan Bun sampe akhirnya mendarat dengan cuaca ujan deres. Berputar-putar di udara pernah juga aku rasain, karena gangguan 'cuaca' (lagi-lagi perihal cuaca)

Kapok? Insya allah gak. Kenapa? Karena aku butuh, Aku butuh pesawat sebagai sarana transportasi tercepat. Dan selama 5 tahun kuliah di negeri orang, aku selalu bersahabat sama pesawat. Pulang-pergi naik pesawat tanpa berpikir bakal terjadi entah apalah (Maaf, bukannya sombong. Tapi ya menurutku pesawat masih pilihan no.1 untuk bepergian ke tempat yang jauh). 



Komentar

Postingan Populer